<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/9838259?origin\x3dhttps://cintaku-be.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

Kala Ombak Gulung Tanah Rencong | Wednesday, December 29, 2004


Kala Ombak Gulung Tanah Rencong

MINGGU pagi yang cerah, warga Banda Aceh tengah melakukan aktivitas rutinnya. Ada yang belanja ke pasar, tak sedikit yang melakukan olahraga senam di lapangan Blang Padang. Sekitar 08.10 WIB, tiba-tiba bumi berguncang keras. Warga pun menghentikan kegiatannya dan menyelamatkan diri. Mereka yang berada di dalam gedung serentak ke luar, karena takut tertimpa reruntuhan. Namun di luar ruangan, tanpa mereka sadari, bencana yang lebih hebat menunggu mereka: gelombang pasang sebagai akibat dari gempa bumi.

Ibukota Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang berada di pinggir pantai itu, dalam tempo singkat disapu gelombang pasang yang dalam bahasa Jepang disebut tsunami, dengan kecepatan hingga 800 kilometer/jam! Akibatnya sungguh dahsyat. Dalam tempo singkat, seisi kota berpenduduk 300 ribu jiwa di "Tanah Rencong" itu pun porak-poranda disapu gelombang setinggi 2 sampai 4 meter hingga 5 kilometer ke daratan.

Korban pun bergelimpangan. Di jalanan, di rumah-rumah, di pinggiran sungai dan di bawah gundukan-gundukan barang-barang milik warga yang tersapu ombak. Sementara, mereka yang berhasil selamat, dicekam kekalutan luar biasa. Mereka yang kehilangan sanak saudaranya, kebingungan mencari ke sana ke mari. Tak sedikit di antara warga yang menangis histeris menangisi kepergian orang yang mereka cintai.

Menurut seorang warga Banda Aceh bernama Muhammad Ali kepada acehkita.com, situasi di kota itu sungguh memprihatinkan. Ali, yang berada di Simpang Surabaya, Kota Banda Aceh itu mengisahkan, hari Minggu siang (26/12), banyak jenazah bergelimpangan di jalan. Namun Senin pagi, jenazah-jenazah itu sebagian sudah dievakuasi keluarganya masing-masing, setelah dikumpulkan di masjid-masjid.

Saya yakin, 2.000 jenazah yang sudah dievakuasi. Saya sendiri mengangkat 100 mayat kemarin, kata Ali kepada acehkita melalui telepon satelit.

Menurut Ali, jenazah kebanyakan berada di sekitar Lapangan Blang Padang, yang terdapat di jantung kota berusia 799 tahun itu. Ini dimungkinkan, karena hari Minggu, lokasi itu dipakai kegiatan senam pagi rutin yang melibatkan banyak orang. Di lokasi itu pula, Ali melihat sejumlah korban tewas berada dalam mobil, setelah disapu air bah.

Saya perkirakan, korban di situ ada 300 orang, katanya.

Selain di Blang Padang, menurut Ali, situasi buruk juga terjadi di pesisir Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa. Hari itu banyak warga yang sedang liburan ke pantai. Di sana juga saya perkirakan ada 300 jenazah, ujarnya.

Menurut Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Sofjan Djalil, yang menyertai kunjungan Wapres Jusuf Kalla ke lokasi musibah di Banda Aceh, kepada Metro TV mengatakan bahwa, Masjid Raya Baiturrahman yang tepat di jantung kota itu, tak luput dari amukan tsunami. Bagian menara masjid bersejarah itu dilaporkan mengalami kerusakan.

Kecamatan-kecamatan di Banda Aceh yang diduga dalam kondisi parah, masing-masing Kecamatan Kutaraja dan Syiah Kuala. Sementara itu, lalu lintas dalam Kota Banda Aceh masih belum normal, karena banyaknya genangan air, lumpur, dan batang-batang kayu serta barang-barang milik warga --termasuk mobil-mobil yang terguling.

Masjid Baiturrahman, kantor DPRD Provinsi NAD, emperan pertokoan di Simpang Surabaya, serta Rumah Sakit Kesdam dijadikan lokasi pengungsian warga, sekaligus tempat menyimpan sementara jenazah. Sementara RS Zainoel Abidin, sampai pagi ini masih digenangi air.

Muhammad Ali mengisahkan, ia sendiri menjadi saksi mata, gelombang pasang yang dahsyat menyapu pusat kota Banda Aceh, beberapa saat setelah gempa bumi tektonik yang menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) berkekuatan 6,8 Skala Richter.

Di daerah Lam Paseh, rumah-rumah warga sampai rata dengan tanah. Ali mengaku turut membantu mengevakuasi para korban di lokasi tersebut.

Saya mengambil satu mayat, dan saya melihat mayat lainnya bertimbunan, katanya.

Di Simpang Lima, Pasar Swalayan Pante Pirak tak luput dari amukan air bah. Pusat perbelanjaan itu terletak persis di samping Krueng (Sungai) Aceh. Saking dahsyatnya gulungan ombak itu, Ali melihat ada tiga unit truk Reo (truk militer beroda 10) tersangkut di atas toko di Jalan Muhammad Jam.

Lebih 5.000 tewas
Hingga pukul 18.00 WIB Senin sore (27/12), dilaporkan korban tewas di Provinsi NAD mencapai 5.528 orang. Dari jumlah korban tewas tersebut, paling banyak di Kota Banda Aceh, yakni 3.000 orang. Di Aceh Utara, korban tewas 1.559 orang. Sedangkan korban meninggal lainnya, tersebar di Bireuen (132 orang), Pidie (645 orang), Lhokseumawe (157 orang), dan Aceh Timur (35 orang). Hingga kini, belum diperoleh data dari Kabupaten Aceh Barat, Pulau Simeulue -- yang merupakan daerah terdekat dengan pusat gempa-- karena jaringan komunikasi ke daerah itu putus total. Sementara itu, jaringan komunikasi dengan Kota Banda Aceh, Aceh Besar dan Pidie, hingga kini juga terputus. Komunikasi hanya bisa dilakukan menggunakan telepon satelit.

Selain wilayah Aceh, yang dijuluki Serambi Mekkah ini, tsunami juga melanda daerah Sumatera Utara (Sumut), mengakibatkan korban tewas di Kabupaten Kepulauan Nias sebanyak 122 orang, Pantai Cermin delapan orang, dan Kabupaten Tapanuli Tengah satu orang.

Dilaporkan pula, badai tsunami itu juga merenggut nyawa 45 orang anggota keluarga TNI/Polri, terdiri dari 18 istri TNI/Polri, 25 orang anak TNI/Polri dan dua orang mertua TNI/Polri. Sedangkan anggota TNI yang tewas dalam bencana alam ini, menurut data yang dilansir Panglima TNI Jendral TNI Endriartono Sutarto, sebanyak 377 personel. Sebanyak 19 personel di antaranya berasal dari satuan organik Kodam Iskandar Muda dan satuan penugasan dari Yonif-744 dan Yonif Marinir, 180 personel tewas dari satu kompi Kodam Iskandar Muda yang sedang berlatih di Ulee Gle, Pidie.

Mereka yang selamat dan dirawat di rumah sakit di NAD dan Sumut, sebanyak 602 orang. Mereka masing-masing dirawat di RS Cut Meutia Lhokseumawe (95 orang), RS PMI Lhokseumawe (157 orang), RSUD Biereun (296 orang), RSU Langsa (51 orang), RSU Melati Perbaungan (dua orang), dan RS Lubuk Pakam (satu orang).

Jumlah pengungsi yang terdata saat ini mencapai 15.000 orang, terbagi di 35 titik di kedua provinsi.

Departemen Kesehatan (Depkes) saat ini berupaya mengevakuasi korban yang meninggal maupun luka-luka untuk dibawa ke rumah sakit terdekat, membuka Posko kesehatan 24 jam, memberikan rawat inap dan rawat jalan, melakukan koordinasi dengan lintas sektoral.

Selain itu, Depkes juga telah mengirim bantuan obat-obatan sebanyak 10 ton, dan Selasa (28/12) akan dikirim lagi empat ton plus puluhan tenaga medis.

Sementara itu, Gubernur NAD Abdullah Puteh, yang tengah menghadapi persidangan kasus korupsi pembelian helikopter MI-2 di Pengadilan Tipikor Jakarta, meminta izin pada hakim untuk memimpin doa bersama bagi para korban tsunami di tanah kelahirannya.

*************************
Created at 3:12 PM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

December 2004[x] January 2005[x] August 2005[x]