<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/9838259?origin\x3dhttps://cintaku-be.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

Agi Dimana Kau Nak | Tuesday, January 11, 2005


Agi Dimana Kau Nak

Kesedihan bercampur letih tergambar di wajah perempuan separuh baya yang kehilangan anaknya itu. Tidak berapa lama mengisahkan jalan hidupnya, air matapun tergenang. Nur Arafah atau yang biasa dipanggil Inoy, 35, bersama suami dan anak-anaknya adalah korban tsunami. Dia menyaksikan langsung bagaimana jutaan ton galon air itu datang menyerbu dan merasa lidah air menghantam tubuhnya. Tetapi takdir Allah SWT, dia bersama suami dan seorang anak perempuannya selamat. Hanya Agi atau Aulia Ghifari, 6, si anak bungsu yang sampai kini belum diketahui nasibnya.

Saat tsunami datang, Inoy bersama suami dan anak-anaknya berlarian di tengah hiruk pikuk ribuan orang lainnya memenuhi jalanan di Lamjamee-Lampodaya, Banda Aceh. Mereka terus berlari sekuat tenaga yang ada padanya, sampai pada satu saat Inoy kehabisan tenaga dan tidak lagi sanggup berlari. "Pergilah, bawa anak-anak. Biarkan Inoy di sini," ucapnya kepada sang suami dengan pasrah.

Tapi M.Jamil, 45, sang suami tidak tega melihat istrinya seperti itu. Dia memutuskan untuk tetap bersama sang istri tersayang walau apapun yang terjadi.

Dia kemudian menyuruh anak perempuannya Alin terus berlari dan menitipkan si bungsu Agi kepada anak remaja pria tetangga mereka yang biasa dipanggil No. "Bawa pergi adik jauh-jauh," pesan M Jamil pada No. Selanjutnya, pria ini dengan keteguhan hati mendekap sang istri dan memasrahkan semuanya kepadaNya. Suasana terasa sangat memilukan ketika suami istri itu berdekap erat sambil menanti nasib. Mata kedua pegawai Dinas Kesehatan Banda Aceh itu hanya bisa menyaksikan kedua anaknya berlari menjauh sampai menghilang dari pandangan mata. Tetapi lajunya air tidak mau tau dan terus menghantam apa saja yang ada di permukaan bumi, termasuk suami istri yang sedang berpelukan itu.

Hantaman air menghempas dan menghantam keduanya ke udara dan kembali terhempas ke bumi. Begitu seterusnya, mereka timbul tenggelam diseret gelombang tsunami sampai berjam-jam lamanya. Tetapi kedua pasangan ini tetap berpelukan. M Jamil terus memegang erat-erat perempuan yang dinikahinya sekira sepuluh tahun lalu itu. "Saya pasrahkan semuanya kepada Allah SWT," ucap Inoy.

Puluhan ribu orang juga ikut terseret hantaman tsunami hari itu, dan puluhan ribu orang menemui ajal. Tapi tidak bagi pasangan ini. Setelah berjam-jam berayun-ayun dihempas gelombang, akhirnya kaki mereka mencecah tanah. Air sudah surut, fikir batin Inoy. Diapun mencoba membuka matanya. Benar, mereka selamat.

Tapi secara kejiwaan mereka masih sangat sakit. Karena di samping mendapat trauma akibat tsunami. Mereka juga menyaksikan ratusan mayat bergelimpangan di sekeliling. Mayat-mayat itu adalah para tetangga dan para kenalan yang selama ini bergaul bersama-sama. Yang paling membuat hatinya berdenyut adalah kedua anaknya. Mereka memikirkan nasib kedua anaknya.

Tiga hari lamanya, M Jamil menyusuri berbagai wilayah di Banda Aceh untuk mencari buah hatinya. Berharap mereka masih hidup. Doa pasangan yang pasrah pada kehendakNya ini terkabul. Nur Amalina atau Alin ditemukan di salah satu penampungan. "Kami bersyukur kepada Allah SWT," ucap Inoy tersedak.

Namun, sampai hari kelima pasca musibah, mereka belum juga menemukan Agi. "Di mana kau nak." Emosi Inoy hampir terlempar. Meski kemungkinan menemukan Agi baik dalam keadaan hidup maupun sudah meninggal dunia sangat kecil, namun mereka terus berharap. Harapan yang kian meredup itu seakan kembali bersinar ketika ada seorang keluarga yang menyatakan melihat Agi pada salah satu tayangan televisi swasta.

Sang reporter yang seketika itu dihubungi menjelaskan dia mengambil gambar tersebut di salah satu tenda penampungan milik Dinas Kesehatan DKI di dekat lapangan terbang. Para keluarga terus menelusuri informasi tersebut, namun sampai saat ini belum diketahui kabarnya sampai hari ini.

Kini Inoy dan suami telah dievakuasi ke rumah keluarganya di Kompleks TNI-AU Karang Sari I No.104 Medan. Saat ini pencarian Agi terus dilakukan oleh pihak keluarganya. "Saya sangat membutuhkan bantuan orang yang menemukan Agi. Tolong lah kami," jerit ibu yang kehilangan anaknya ini. Dia minta bagi yang mengetahui keberadaan Agi agar menghubungi (061)7878402 atau HP.0812-601-6920, 0812-800-7495 dengan Husni Thamrin atau Ahmad Husein.
-wdj-

*************************
Created at 1:18 PM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

December 2004[x] January 2005[x] August 2005[x]