<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/9838259?origin\x3dhttps://cintaku-be.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

Anak Bertemu Kembali Dengan Ayah | Sunday, January 23, 2005


Anak Bertemu Kembali Dengan Ayah

SALATIN SAH, 44, warga Nanggroe Aceh Darusalam (NAD), salah seorang korban gempa dan gelombang tsunami yang selamat Selasa (18/1) sekira pukul 09.00, sengaja mengenakan jaket dan topi.

Dia, sehari sebelumnya tiba di Kota Medan dan langsung menuju Posko Kemanusiaan Aceh Sepakat di Jl. Imam Bonjol No.42 Medan, yang tidak begitu jauh dari Bandara Polonia.
Dia mengaku sengaja mengenakan pakaian dan topi untuk membuktikan apakah anak pertamanya Tajuz Gibransah yang selamat dari terjangan tsunami Minggu (26/12), masih menandai dan ingat padanya. Saya sangat gembira karena masih bisa menemukan Azus (panggilan akrabnya), meskipun hingga kini istri saya Misnawati dan seorang anak saya bernama Raisa Kamila berusia satu tahun, belum ditemukan, ungkap Salatin Sah, PNS Dinas PU Kota Banda Aceh ini.

Dalam pertemuan hari itu, Azus bocah berusia 3,5 tahun yang menjadi darah-dagingnya itu beberapa menit memandangi sang ayah, kemudian berteriak dengan suara bocahnya memanggil sang ayah. Keduanya pun berangkulan.Si kecil seperti tidak hendak lepas dari gendongan si ayah, lalu kemudian menanyakan adik dan ibunya.

Pertanyaan si Azus kecil, membuat Salatin haru-biru dan tidak kuasa dia membendung airmatanya. Dia menciumi si anak yang terpisah sejak musibah bencana alam dahsyat melanda NAD dan sebagian Sumatera Utara. Anak adalah harta paling berharga di dunia ini, terlebih lagi saya rasakan setelah peristiwa yang tidak disangka dan tentu tidak diinginkan semua orang, tuturnya.

Dari pertemuan di Posko Aceh Sepakat, Salatin mengaku mendapat obat dari kesedihan yang dialaminya sejak musibah yang menggemparkan dunia internasional itu. Yang diketahui Salatin, ayah dan dan ibu mertuanya selamat, dan kini menjalani perawatan medis di Bagan Siapi-api. Dia cukup berat bahkan sangat berhati-hati menuturkan peristiwa musibah bencana alam itu. Bahkan pada bagian tertentu kisahnya dia seperti emosional hingga airmatanya mengalir.

Sedangkan Ketua Umum DPP Aceh Sepakat H Fauzi Usman yang mendapingi Salatin mengungkapkan, bocah Azus sebelumnya diselamatkan oleh Ny Endang Suwarya istri Pangdam Iskandar Muda. Ny. Endang Suwarya juga mengalami musibah bencana itu dan ikut tergulung dalam gelombang tsunami yang menghantam Banda Aceh. Isteri Pangdam Iskandar Muda ini pun menitipkan Azus di RS Malahayati Medan, dengan pesan agar si bocah dirawat sebaik-baiknya. Sementara dia berobat ke Bandung, Jawa Barat.

Setelah beberapa hari menjalani perawatan medis di RS Malahayati, akhirnya Aceh Sepakat membawa Azus ke Posko di Jl. Imam Bonjol Medan yang langsung diawasi oleh H Fauzi Usman dan kawan-kawan. Di sana Tim Kesehatan Kemanusiaan dari Korea sedang memberikan pelayanan gratis pemeriksaan dan perobatan 'free' kepada warga pengungsi korban tsunami.

Jika Allah SWT berkehendak, itulah awalnya yang menjadi pertemuan sang ayah dan si anak yang tinggal satu-satunya. Kisahnya memang singkat. Dua hari sebelumnya, sepupu Salatin bernama Nur Wahidah yang juga pengungsi dari NAD datang dan memeriksakan kesehatan di Posko tersebut.

Ditakdirkan Tuhan, dia berpapasan dengan Tajuz Gibransah alias Azus yang memang dia kenal dan si bocah pun mengenalnya di salah satu ruangan di Posko tersebut. Spontan hari itu juga dia menelefon ke Banda Aceh, kepada keluarga di sana menginformasikan bahwa Azus selamat dan berada di Medan.

Hari itu Salatin spontan berangkat ke Kota Medan dari Banda Aceh untuk bertemu dengan darah dagingnya yang selamat, meski sejak kejadian dia merasakan anak yang satu ini benar-benar selamat. Bathin saya menyatakan Azus selamat, katanya.

Memang gerak bathin Salatin terbukti ketika hari itu dia menemukan Azus, salah seorang dari 2 anaknya ketika berumahtangga dengan Misnawati, yang belum ditemukannya. Ketua Umum DPP Atjeh-Sepakat H Fauzi Usman didampingi Kepala Bagian Hubungan Antar Kota dan Daerah (HAKDA) Pemko Medan H Ikrom Helmi Nasution, SH, mengatakan dari sikap serta spontanitas si Azus ketika bertemu ayahnya, memberikan keyakinan benar bocah itu adalah anak Salatin.

Namun kami memerlukan wawancara dan dialog dengan Salatin untuk lebih meyakinkan kami bahwa Azus benar-benar anak Salatin, dan tentunya diiringi surat-surat serta administrasi yang diperlukan, ujar Fauzi Usman. Mana tahu, lanjutnya, kelak ada perubahan atau hal-hal tertentu, maka kami bisa menghubungi Salatin dan anaknya Azus, selain menghindari munculnya permasalahan serta isu-isu yang berkaitan dengan nasib bocah-bocah dari keluarga yang hilang atau korban musibah gempa-tsunami.

Hari itu, Salatin terus memangku Azus dan tidak ingin melepaskan anaknya, dia semakin erat dan ketat merangkul dan memeluk si bocah Azus. Kemarin dia tampak sangat gembira, tetapi kemurungannya hari ini mungkin dikarenakan tentang adiknya Raisa Kamila dan ibunya Misnawati belum ditemukan, kata Fauzi (FKUI /WASPADA)

Pengungsi Aceh Tewas Akibat Hirup Lumpur

Korban tsunami, Nurbaiti, 35, penduduk Aceh Besar, meninggal dunia Selasa (18/1) setelah menjalani perawatan di ruang ICU RSU Pirngadi Medan. Ketua Komite Medik RSU Pirngadi Medan Dr. Amran Lubis, SpJ yang dikonfirmasi Waspada mengatakan, korban meninggal dunia akibat terkena aspirasi pneumoni (terhirup lumpur) saat terjadi bencana alam di NAD.
Lumpur yang terhirup itu kemudian masuk ke dalam sel paru-paru. Bila lumpur yang terhirup itu hanya sebatas saluran pernafasan, kemungkinan masih bisa diselamatkan, ujar Amran. Menurut pihak keluarga, suami dan kedua anak korban lebih dulu meninggal pada 26 Desember. (FKUI /WASPADA)

*************************
Created at 10:22 AM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

December 2004[x] January 2005[x] August 2005[x]