<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/9838259?origin\x3dhttps://cintaku-be.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

Si Kembar Selamat Dari Ombak 6 Meter | Wednesday, January 05, 2005


Si Kembar Selamat Dari Ombak 6 Meter

BAYI mungil itu tertawa lebar saat merasakan hangatnya gendongan Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan. Senyumnya melebar menandakan kesehatannya telah pulih setelah luka-luka di sekujur tubuhnya mengering akibat hantaman gelombang tsunami, Minggu, 26 Desember lalu.

Bagir pun dengan lembutnya kemudian mengusap-usap kepala bayi empat bulan yang selamat gara-gara terdampar di atap seng rumah orang yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah orangtuanya tersebut.

Ketika sedang riang-riangnya, bayi di sebelah yang sedang digendong tantenya merengek minta digendong juga oleh Bagir. Dengan penuh kesabaran, mantan Guru Besar Unpad ini kemudian gantian menggendong bayi tersebut.

Kedua bayi itu tersebut adalah putri kembar Hakim Pengadilan Negeri Jantho, NAD, Teuku Syarafi yang selamat dari amukan tsunami. Bayi pertama yang digendong Bagir bernama Cut Ulfah Syarfa dan satunya lagi bernama Cut Ulfreda Syarfa.

"Saya dan istri serta anak kembar saya bisa selamat atas mukjizat Allah," ujar hakim yang tinggal di Perumnas Lingkee, Banda Aceh, yang jaraknya sekitar 2 km dari pantai tersebut. Sayangnya, anak pertamanya yang bernama Teuku Mohamamad Fadil Syarfa tewas diterjang tsunami.

Syarafi agak terhibur setelah menemukan salah satu foto anak tercintanya itu di balik timbunan sampah di rumahnya yang sudah hancur lebur. Foto bocah berusia lima tahun bertampang manis tersebut kemudian ditunjukkan ke Bagir Manan.

"Ini foto peninggalan terakhir untuk anak saya yang pertama. Jenazahnya sudah saya temukan dan sudah dimakamkan," ujar Syarafi dengan nada berat menahan kegetirannya. Bagir pun kemudian melihat-lihat foto tersebut.

Diceritakan Syarafi, sebelum gempa mengguncang Bumi Serambi Makkah, ia sekeluarga berada di rumah. Syarafi waktu itu berbenah rumah mumpung hari libur. Sedangkan istrinya, Vera Andriyana, menyuapi anak kembar mereka.

Merasa tanah yang diinjaknya bergetar, Syarafi beserta anak istrinya keluar rumah. Begitu gempa berakhir, ia sekeluarga masuk lagi mengecek apakah ada kerusakan di rumahnya. Ketika itulah, ia mendengar gemuruh suara ombak yang sangat keras.

Ia pun lantas menarik istri dan menyambar salah satu anak kembarnya. Satu lagi anak kembarnya digendong oleh iparnya, Widya Astuti. Mereka semua lari dikejar air setinggi enam meter. Dalam usahanya menyelamatkan keluarga, Syarafi mendorong istrinya ke sebuah mobil yang waktu itu sudah penuh orang yang ingin menyelamatkan diri. Ditambah Vera, di mobil tersebut terdapat tujuh penumpang.

Syarafi pun lantas berlari. Sayang larinya tidak sekencang arus raksasa. Ia bersama Cut Ulfah disambar arus. Saking kerasnya, Cut Ulfah terlepas dari gendongannya.

Syarafi terbentur tembok beton dan kayu yang terlempar bersama hempasan air. "Beruntung tidak ada yang mengenai kepala saya sehingga saya tetap sadar dan sekuat tenaga mencoba berenang," kenangnya.

Hampir 500 meter Syarafi terhempas gelombang. Beruntung matanya melihat sebuah atap rumah yang masih mampu bertahan dari amukan air. Dengan tenaga yang tersisa, tangan Syarafi memegang erat atap dan kemudian merangkak naik.

Bagaimana dengan Cut Ulfah yang lepas dari gendongannya? Menurut Syarafi, seperti diayunkan Tuhan, bayi mungil selamat karena nyangkut di atap seng sebuah rumah. Ulfat dipungut orang yang waktu itu juga menyelamatkan diri di atap tersebut.

Sementara istrinya, Vera, setelah masuk mobil orang, tiba-tiba ombak besar menyapu mobil tersebut. Karena kuatnya ombak, mobil tersebut bisa terseret sejauh tiga kilometer. "Mobilnya terbolak-balik tidak karuan. Saya sudah berpikir akan mati," ujar Vera yang terluka kakinya akibat tergenjet badan mobil sehingga kini membusuk karena tidak ada obat untuk mengobati.

Sedangkan Cut Ulfreda, selamat digendong ipar Syarifa, Widya Astuti. Begitu melihat ada air, Widya berlari sekencang-kencangnya. Begitu melihat ada sebuah Masjid yang lantainya bertingkat, ia pun masuk dan lantas naik ke lantai dua. "Kalau masjidnya tidak bertingkat, saya tidak tahu nasib saya," lirihnya.

Akibat tsunami, Syarafi yang asli Banda Aceh harus kehilangan 16 keluarganya. Termasuk bapak, ibunya yang tinggalnya tidak jauh dari rumahnya. Dan kini, Syarafi pun tidak punya apa-apa lagi. Untuk bertahan hidup, Syarafi sekeluarga menumpang di rumah saudaranya yang berada di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. yulis

Banjarmasin Post

*****

*************************
Created at 3:19 PM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

December 2004[x] January 2005[x] August 2005[x]